Jumat, 23 Maret 2012

Fenomene Bahasa Gaul

Tiap bangsa sudah tentu punya tatanan kaidah baku dalam pemakaiannya. Namun akhir-akhir ini banyak kita jumpai bahasa "aneh" di kalangan remaja kita yang tentunya tidak sesuai dengan kaidah yang ada. Mereka menyebutnya sebagai bahasa gaul. Berbagai pendapat muncul terkait bahasa gaul ini, sebagian kalangan menilai pemakaian bahasa gaul ini merusak tatanan kaidah bahasa baku dan merasa prihatin dengan maraknya bahasa gaul dalam komunikasi remaja saat ini.

Kecenderungan pemakaian bahasa gaul karena arus media dan informasi yang begitu pesatnya menjadikan bahasa gaul dapat didengar oleh siapa saja dan parahnya lagi kemudian diikuti sebagian besar remaja saat ini. Bahasa gaul yang semula hanya dipakai untuk komunitas tertentu kemudian mengglobal pada semua kalangan tidak hanya remaja tetapi pemakaiannya sudah merambah pada anak-anak dan orang dewasa.

Menurut Amran Halim bahwa pemakaian bahasa dan kebiasaan berbahasa yang timbul dari kurang mahirnya orang berbahasa atau kurangnya pengetahuan pemakai bahasa tentang latar belakang dan lika-liku bahasa. Pemakaian bahasa gaul sudah tentu merusak tatanan bahasa baku. Sebab itulah banyak remaja saat ini (remaja usia sekolah) menjadi kurang respek lagi terhadap tatanan bahasa baku sehingga dapat berimbas pada jiwa nasionalisme remaja seperti yang tertuang dalam sumpah pemuda yang mengaku berbahasa satu bahasa Indonesia.

Sebagian kalangan menganggap fenomena bahasa gaul merupakan fenomena wajar sesuai kondisi akhir-akhir ini. Remaja saat ini dapat secara bebas mengakses dan mendapat informasi dari arus media yang sangat pesat. Tetapi yang terpenting bisa membedakan mana yang baku dan mana yang bukan. Dalam pemakaiannya pun harus disesuaikan dengan tempatnya. Tidaklah mungkin kita memakai bahasa gaul di tempat dan situasi yang resmi. Yang terpenting adalah kita mampu mengarahkan anak untuk memakai bahasa baku. Kekhawatiran yang berlebihan akan mengganggu perkembangan anak didik.